TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DI USIA SEKOLAH MENENGAH (SMP/MTS)
Sabtu, 13 Mei, 2018
Nama: Taufikurahman
Nim: E1b017065
Kelas: Reguler Pagi A
Alamat email:
taufikurahman378@gmail.com
Alamat
blog:Taufik174.blogspot.com
No.HP: 082359288076
TAHAP TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA
DIDIK DI USIA SEKOLAH MENENGAH (SMP/MTS)
Dalam
tahap perkembangannya, peserta didik usia SMP berada pada periode perkembangan
yang sangat pesat dari segala aspek. Berikut ini disajikan perkembangan tersebut
yang berhubungan dengan pendidikan, yaitu perkembangan aspek kognitif, afktif,
dan psikomotorik.
1. Perkembangan
aspek kognitif
Menurut
Piaget anak-anak SMP, yaitu usia 11-15 tahun berada pada periode formal
operasional. Pada tahap ini operasi mental pada anak tidak lagi terjadi pada
objek konkret, tapi juga dapat diaplikasikan pada kalimat verbal atau logika,
yang tidak hanya menjangkau kenyataan melainkan juga kemungkinan, tidak hanya menjangkau
masa kini tetapi juga masa depan. Dengan demikian pada tahap ini peserta didik sudah
dapat berfikir secara abstrak dan hipotetis sehingga mereka mampu memikirkan sesuatu
yang akan atau mungkin terjadi yang merupakan sesuatu yang bersifat abstrak.
Peserta didik
pada tahap formal operasional dapat mengintegrasikan apa yang telah mereka pelajari
dengan tantangan di masa mendatang dan membuat rencana untuk masa depan. Mereka
juga mampu berfikir secara sistematik, mampu berfikir bukanhanya dalam apa yang
terjadi tetapi berfikir dalam kerangka apa yang mungkin terjadi. Mereka memikirkan
semua kemungkinan secara sistematik untuk memecahkan permasalahan. Sebuah mobil
yang tiba-tiba mogok misalnya, bagi peserta didik yang berada pada tahap operasional
konkret (SD) akan mengambil kesimpulan bahwa mobil bensinnya habis, jadi mogok.
Dia hanya menghubungkan sebab-akibat dalam satu rangkaian. Lain halnya dengan peserta
didik pada tahap formal operasional (SMP), dia memikirkan beberapa kemungkinan mengapa
mobilnya mogok, seperti mungkin businya mati, mungkin platinanya atau kemungkinan-kemungkinan lain
yang membrikan dasar bagi pemikirannya
2. Perkembangan
aspek afektif
Keberhasilan
proses pendidikan juga ditentukan oleh keberhasilan dalam perkembangan aspek afektif
peserta didik. Bloom memberikan definisi tentang aspek afektif yang terbagi atas
lima tataran afektif yang berimplikasi pada peserta didik di SMP sebagai berikut
:
a. Sadar
akan situasi, fenomena di masyarakat dan objek di sekitarnya.
b. Responsih
terhadap stimulus-stimulus yang ada di lingkungan mereka.
c. Mampu
menilai.
d. Sudah
mulai bisa mengorganisir nilai-nilaidalam suatu sistem dan menentukan hubungan
di antara nilai-nilai yang ada.
e. Sudah
mulai memiliki karakteristik dan mengetahui karakteristik tersebut.
Faktor individu
yang lebih spesifik dalam tingkahlaku peserta didik yang sangat penting dalam penguasaan
materi pendidikan meliputi :
a. Self-esteem,
yaitu penghargaan seseorang yang diberikan seseorang kepada dirinya.
b. Inhibition,
yaitu sikap mempertahankan diri atau melindungi
ego.
c. Anxiety,
yaitu kecemasan yang meliputi rasa frustasi, khawatir, tegang, dan sebagainya.
d. Motivastion,
merupakan dorongan untuk melakukan suatu kegiatan.
e. Risk-taking,
yaitu keberanian mengambil resiko.
f. Empati,
yaitu sifat yang berkaitan dengan pelibatan diri individu pada perasaan orang
lain.
3. Perkembangan
aspekp sikomotorik
Perkembangan
aspek psikomotorik ini juga merupakan salah satu aspek yang perlu diketahui
oleh guru. Perkembangan aspek-aspek psikomotorik peserta didik SMP melalui tahap-tahap
berikut ini :
1. Tahap
kognitif
Tahap ini ditandai
dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Hal ini terjadi karena peserta
didik masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Mereka harus
berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan suatu gerakan. Pada tahap ini peserta
didik sering membuat kesalahan yang kadang-kadang membuat mereka merasa frustasi.
Melakukan kesalahan
atau percobaan merupakan hal yang penting dalam proses pendidikan. Seseorang
yang pernah melakukan suatu kesalahan diharapkan dapat mengambil pelajaran dari
segala hal yang terjadi.
2. Tahapa
sosiatif
Pada tahap
ini peserta didik membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakan-gerakan
yang akan dilakukannya. Mereka mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya
dengan gerakan yang sudah dikenalnya. Tahap ini merupakan tahap pertengahan dalam
perkembangan aspek psikomotorik peserta didik.
Gerakan-gerakan
pada tahap ini belum merupakan gerakan-gerakan yang bersifat otomatis. Pada
tahap ini anak berfikir untuk melakukan gerakan yang akan dilakukannya lebih sedikit
dibanding pada waktu dia berada pada tahap kognitif. Karena waktu yang
digunakan relative pendek, maka gerakan-gerakannya sudah mulai tidak kaku dan
lambat.
3. Tahap
otonomi
Pada tahap
ini peserta didik telah mencapai tingkat otonomi yang tinggi. Proses belajarnya
sudah hamper lengkap meskipun mereka tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan
yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap
otonomi dikarenakan peserta didik sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk
melakukan gerakan-gerakan. Pada tahapini, gerakan-gerakan mereka telah dilakukan
secara spontan sehingga gerakan-gerakan yang dilakukannya tidak harus dipikirkanya
terlebih dahulu.
Komentar
Posting Komentar